Kamis, 08 Juli 2010

Pernikahan ini

4 hari lagi, maka genaplah sebulan kau jadi imamku
Sebuah ikatan suci yang teramat indah untuk dibuat sekedar main-main
Bersyukurnya aku dalam posisi ini, menjadi makmummu

Teramatnya aku mencintaimu
Teramatnya aku mengagungkanmu
Teramatnya aku menyayangimu

Andai kamu tahu itu
Ketulusan dan keikhlasanku
Yang terkadang terbungkus aroma cemburu dan emosi semu
Maafkan aku....

Mungkin salah caraku mencintaimu
Mungkin tak lengkap aku menjadi istrimu
Mungkin kita memang pasangan yang tidak sempurna

Tapi kuharap selamanya kita percaya
Bahwa cinta kita akan menjadi energi terdahsyat....
Untuk saling melengkapi
Untuk saling menyempurnakan
Untuk menjadi obat sepi
Untuk menjadi pendingin amarah


Bahwa kita saling mencintai....Koibito

Minggu, 06 Juni 2010

Renungan dini hari

Saat ini menunjukkan pukul 12 lebih 14 menit 43 detik
Saat ujung jemariku menari di netbook
Terlalu dini untuk memulai aktifitas, terlalu larut untuk memejamkan mata

Berisik sekali beberapa hari ini
Seperti tidak ada tempat untuk menyembunyikan hati
Bayangan hitam dan putih dari masa lalu dan masa depan, seakan menahanku untuk sementara berada di detik ini saja
Sampai cukup kuat hatiku untuk memilah dan memilih

Perdebatan ini tak kunjung henti
Setiap saat, selalu ada pola baru yang harus otomatis ku rekam, tapi yang sebelumnya mesti menyinggungku dulu

Apa yang salah dengan pola ini, sistemnya atau pelakunya
Sekuat apa aku bertahan dalam putarannya
Aku hanya berharap...yang terbaik untuk semua

Selasa, 01 Juni 2010

Masihkah kamu?

Saat semakin mendekati level itu
Ternyata ketakutan ini tak kunjung berkurang
Meskipun setiap detik kau coba redakan semua keraguan ini dengan taburan kata cinta

Tetap saja tak ada yang mengerti, tak juga kamu
Memahami kekhawatiranku, kebingunganku dan kegusaranku
Andai ku bisa menepisnya
Karena aku tak pernah nyaman dalam posisi ini

Jika kamu bertanya tentang apa
Maka ku juga tak bisa menjawabnya
Bahkan mempertahankan posisi hati ini

Masihkah ada kalimat pembuka pagi untukku
Masihkah ada kecemasan yang sama saat aku tak di sebelahmu
Masihkah kamu menyanjungku secantik ratu
Masihkan kamu mencintaimu dengan hati tulusmu

Ataukah bosan menghiasimu
Ataukah lemak ini membutakan rasamu
Ataukah bunga lain mengelabuimu
Ataukah kamu lelah mencintaiku

Jangan bertanya padaku
Bagaimana cara membuang jauh ragu ini
Karena akupun tak tahu
Jangan salahkan aku jika meragukanmu
Karena akupun tersiksa saat begini

Inginnya aku mengabdikan diri pada asmaramu
Tanpa takut dan ragu

Sekarang biar saja waktu yang membuktikan
Sekuat apa kau sanggup menjadi belahan jiwaku

Selasa, 04 Mei 2010

Jujurku

Tak menyenangkan dalam posisi di curigai
Membuatku merasa seperti maling beneran, hanya karena salah tingkah
Memang aku tak bisa mengkonfirmasi setiap pribadi dan membenarkan persepsi semua orang tentangku
Aku hanya bisa membuktikannya dengan waktu
Tapi seandainya waktupun tidak berpihak kepadaku, maka ku serahkan semuanya padaMu

PadaMu yang Maha Tahu, bagaimana skala dosaku
PadaMu yang tetap mendengarku walau aku bukan makhluk terbaikMu
PadaMu yang selalu setia mendengar rintihku saat aku merasa sendiri
PadaMu yang selalu menyayangiku
PadaMu kekasih abadiku

Semua tetap harus dijalani dan dihadapi
Berbekal doa, harapan dan dukungan orang-orang tersayang

Hanya menjalani semua dengan sebaik-baiknya
Dengan tak menghiraukan semua sindiran dan tatapan tajam
Biarlah semua suudzon hilang di layangkan awas
Jauh dari itikad murni yang akan dijalankan

Sabtu, 10 April 2010

Raguku

Kamu bilang, aku soulmatemu
Kamu bilang, aku bidadarimu
Kamu bilang, aku ratumu
Dan sejuta sanjungan indah yang membuatku terlena

Bagaimana nanti jika benar terjadi
Bagaimana nanti jika aku mengisi hidupmu 24 jam
Bagaimana nanti jika kau harus melihatku tertawa maupun menangis

Tak adakah bosan di benakmu
Tak adakah marah di hatimu
Tak adakah penyesalan di rasamu

Karena inilah aku
Yang mencintaimu teramat sederhana
Yang memandangmu teramat cepat
Yang berharap padamu terlalu banyak

Sanggupkah kamu?

Kamis, 10 Desember 2009

Apakah itu kamu?

Masa itu, kamu memang di dekatku
Tapi kamu tak lekat di hatiku
Bagiku, kamu hanya bagian dari masa lalu yang lucu dan lugu
Meskipun aku sedikit tahu, bahwa kamu menyukaiku

Sekian lama, kita ikuti arus hidup kita satu persatu
Kau bersauh dan aku berlari masuk hutan yang jauh
Ku coba berlabuh dari satu pintu ke pintu
Mencoba mencari tahu di mana akan kuletakkan hatiku

Namun ternyata perjalanan ini membawaku padamu
Lagi,....
Dengan ataupun tanpa rasa itu?
Ternyata, ada yang menggelitik nuansa romansaku
Kini, aku lebih membutuhkanmu
Perhatian dan penghargaanmu
Tetapi terlalu banyak yang mengganggu
Suara-suara yang menderu
Membuatku tak dapat mendengarkan kata hatimu

Beberapa langkah di depanku
Kulihat sosokmu, tersenyum nyaman dan angkuh
Kubawa hatiku, kubawa niatku, kubawa hidupku
Dalam nampan putih nan wangi

Kau,
Sekejap mendekat, sesaat menjauh
Ku tak jelas melihatmu, apalagi hatimu
( 10 Des '09)

Sabtu, 05 Desember 2009

situs pertemanan

Mengagumkan n fenomenal (seperti kata mas tukul).
Sejak Facebook, twitter, friendster etc menebarkan aroma silahturahminya, banyak keajaiban yg terjadi.

:)Ketemu buanyuak teman dari masa lalu, jadi banyak reunian, jadi telp-telpan lagi, tapi...Jadi inget kata-kata bijak (gimana ya....oia) semua hal selalu mempunyai kakurangan dan kelebihan. Disaat seneng-senengnya silahturahmi, FB dan si etc bs jg jd alat ampuh untuk mencemarkan nama baik orang lain, fitnah, yang kata bang haji bahasa kerennya "pembunuhan karakter". Sedasyat itu? sampai acara bunuh-membunuh? jawabannya...YUP. Bayangkan, batapa mudahnya kita mengomentari status orang secara ngawurisasi+mencaci+buat status palsu ala vidi albino...uups i did it again.

:)Selain say hello, bisa juga buat ajang iklan whatever, seperti yang baru aku lakukan. Bisa iklan beruang atau nonprovit (bener ga ya nulisnya...)

:)Alat dakwah yang unik, atraktif dan inovatif, terbukti banyak ilmu dan wacana baru tentang sisi religi yang sebelumnya tak pernah terpikir olehku. See the other people's point of view about life.

:)Apapun fenomena dan keajaiban itu, semuanya kembali kepada sisi "manusia"kita. Bagaimana kita menyikapi hidup yang katanya tinggal 3 tahun lagi (wah berat lagi bahas topik tentang 2012). Tinggal semenit, sejam atau seribu tahun, sebenarnya esensinya sama, tergantung (lagi?) nawaitunya.
Semoga aku bukan cuma bisa menulis dan membaca saja. Amin
(5 Des '09)