Kamis, 10 Desember 2009

Apakah itu kamu?

Masa itu, kamu memang di dekatku
Tapi kamu tak lekat di hatiku
Bagiku, kamu hanya bagian dari masa lalu yang lucu dan lugu
Meskipun aku sedikit tahu, bahwa kamu menyukaiku

Sekian lama, kita ikuti arus hidup kita satu persatu
Kau bersauh dan aku berlari masuk hutan yang jauh
Ku coba berlabuh dari satu pintu ke pintu
Mencoba mencari tahu di mana akan kuletakkan hatiku

Namun ternyata perjalanan ini membawaku padamu
Lagi,....
Dengan ataupun tanpa rasa itu?
Ternyata, ada yang menggelitik nuansa romansaku
Kini, aku lebih membutuhkanmu
Perhatian dan penghargaanmu
Tetapi terlalu banyak yang mengganggu
Suara-suara yang menderu
Membuatku tak dapat mendengarkan kata hatimu

Beberapa langkah di depanku
Kulihat sosokmu, tersenyum nyaman dan angkuh
Kubawa hatiku, kubawa niatku, kubawa hidupku
Dalam nampan putih nan wangi

Kau,
Sekejap mendekat, sesaat menjauh
Ku tak jelas melihatmu, apalagi hatimu
( 10 Des '09)

Sabtu, 05 Desember 2009

situs pertemanan

Mengagumkan n fenomenal (seperti kata mas tukul).
Sejak Facebook, twitter, friendster etc menebarkan aroma silahturahminya, banyak keajaiban yg terjadi.

:)Ketemu buanyuak teman dari masa lalu, jadi banyak reunian, jadi telp-telpan lagi, tapi...Jadi inget kata-kata bijak (gimana ya....oia) semua hal selalu mempunyai kakurangan dan kelebihan. Disaat seneng-senengnya silahturahmi, FB dan si etc bs jg jd alat ampuh untuk mencemarkan nama baik orang lain, fitnah, yang kata bang haji bahasa kerennya "pembunuhan karakter". Sedasyat itu? sampai acara bunuh-membunuh? jawabannya...YUP. Bayangkan, batapa mudahnya kita mengomentari status orang secara ngawurisasi+mencaci+buat status palsu ala vidi albino...uups i did it again.

:)Selain say hello, bisa juga buat ajang iklan whatever, seperti yang baru aku lakukan. Bisa iklan beruang atau nonprovit (bener ga ya nulisnya...)

:)Alat dakwah yang unik, atraktif dan inovatif, terbukti banyak ilmu dan wacana baru tentang sisi religi yang sebelumnya tak pernah terpikir olehku. See the other people's point of view about life.

:)Apapun fenomena dan keajaiban itu, semuanya kembali kepada sisi "manusia"kita. Bagaimana kita menyikapi hidup yang katanya tinggal 3 tahun lagi (wah berat lagi bahas topik tentang 2012). Tinggal semenit, sejam atau seribu tahun, sebenarnya esensinya sama, tergantung (lagi?) nawaitunya.
Semoga aku bukan cuma bisa menulis dan membaca saja. Amin
(5 Des '09)

Minggu, 29 November 2009

Bercermin

Aku memang bukan terbaik
Tapi aku berusaha berbuat baik

Aku memang bukan orang pintar
Tapi aku selalu belajar

Aku bukan yang tercantik
Tapi aku berusaha untuk menarik

Damainya saat sendiri
Ditemani hatiku yang murni

Mencoba koreksi
Menyalahkan dan membenarkan
Semua alpha dan pahala

Mengkais puji
Hanya dari Illahi
Mengkais budi
Dari teman sebumi

Bertemu semoga bertemu
Di beludru firdaus nan biru
(20 Agt '01)

Aku tentang sholatku

Jelas ku butuh Kau cintaKu
Tapi segala setan menggangguku

Subuhku ditelan sia-sia
Dibakar matahari yang putih

Dhuhurku terbang
Ditiup angin siang nan tenang

Asharku lelap
Dalam mimpi dan angan gombal

Maghribku terlena
Oleh cantiknya para selebrita

Isyaku tak tahu ke mana
Terbakar janji untuk esok hari

Di jalan surga nomor berapa ku akan singgah
Seolah ku akan berpisah dari tanah kelahiranku di neraka
Cintai aku, cintai aku ya Allah
Mohon, mohon, mohon
(20 Agt '01)

Lebaran ini...

Detik ini kudengar takbir
Mengagungkan namaMu

Dengan segenap rasa, aku disini malah bersedih
Kapankah RamadhanMu kembali
Rinduku pada ritual suci itu
Tadarus, tarawih dan puasa
Yang ingin aku nikmati lagi

Beri aku kesempatan lagi
Untuk meraih malam seribu bulanMu
Untuk lebih mnghayati saat terbaik dalam tahunMu
(15 Des '01)

Rindu

Padamu embun jernihku

Untukmu rembulan yang penuh

Selalu dalam hangat sinarmu

Terpuruk dalam sanjungan kelabu

Runtuh dalam kembang-kembang semu

Rasa yang ingin kusentuh
(29 Des '01)

MerayuMu

Di saat letih ini memuncak
Maka hanya satu alasanku untuk tetap bertahan
Yaitu Kau ya Allah

Aku bukanlah pejuang hidup
Tanpa tangan ini tengadah, maka aku bukan apa-apa
Jika Kau tak pernah lagi menyapa, maka tak pernah ada alasan bagiku untuk tetap memandang matahariMu

Dan untuk kesekian miliar kalinya aku memohon rahmat terbaikMu
('02)

Sendiri

Biarlah aku terjebak di sini
Bercerita tentang mimpi dan harapan yang melayang
Seperti seorang yang sok anggun melangkah hati-hati ke depan
Tapi di sana hanya diam dan menangis

Bertahan demi apa?
Pada akhirnya tak ada teman yang turut duduk menjaga sendu dan air mataku
Berderai tawa hambarpun tetap teringat dan sekilas
(6 Juli '02)

Sedihku

Terbiasa menangis
Mengering dan tergenang
Serangkai ataupun sekuntum
Tak terasa bedanya

Dalam pijar sinar lilin
Hanya diam dan berpikir
Tak perlu menangis lagi
Karena tak pernah berarti

Hanya segenggam asa baru
Yang terjalin dan bersatu
Mengusap tetes itu dan ceria lagi
(2 Maret '03)

Jika aku mati

Hanya ada dua jalan, surga atau neraka
Hanya ada dua bekal dosa atau pahala

Pelan-pelan tanah digali
Dari yang berwarna hitam, kuning sampai merah, atau kebalik ya
Tubuh yang setelah ditangisi, dimandikan dengan air dan doa
Baju over all warna putih dikenakan dan tak lupa simpulnya
Tubuhpun diangkat dan dibawa ke pondok terakhir yang gelap, dengan iringan tangis dan doa lagi
Tubuh menghadap corner bawah dengan telungkup, bersisikan papan-papan kecil
Ditimbun, dipasang tanda nama dan tanggal
Kemudian ditinggalkan

Sahabatku, keluargaku bahkan orang yang paling membencikupun akan membicarakanku
Wah jadi selebritis sehari, dua hari, paling lama tiga tahun
Setelah itu tak tahu...
Mungkin aku dilupakan, ditangisi atau jadi bahasan ringan saat senggang

Tapi satu yang harus kupastikan
Bahwa aku harus meninggal dalam keadaan tak menyesal
(27 April '03)

Renungan pagi

Terduduk sendiri saat ini
Ada bau gorengan untuk sarapan
Berbatas mimpi dan kenyataan, mengganjal mata untuk tetap tak terpejam

Bergeser niat dan semangat
Ngapain seharian nanti?

Di seberang sana ada deru teriak orang menawarkan dagangan
Berlomba rupiah dari awal

Mengingat apa? tak terbayang
Kutepuk bantalku, kurapikan selimutku dan...kutidur lagi
Assalamualaikum mimpi
Wassalam pagi
(27 April '03)

Musikku dalam perasaan putih

Di malam selarut ini kudengar nada merdu lirih
Menggantung kenangan dan keinginan
Membanting keras kesedihan dan keputusasaan
Membangun jembatan mimpi yang rentan
I will be here for you....wah teringat aku pada si ganteng dengan sepeda federal hijaunya
Hanya untukmu...mengharu biru menghadirkan bayang koibito di depanku
Sederet lagu dewa dan The Corrs...membuka tirai kenangan di tanah perjuangan
Dan....sayup-sayup, kumerasa berdiri di antara ambang mimpi
(9 Mei '03)

Tanpa maksud apa-apa

Tergusur dari ruang hati
Terenggut dari alam mimpi
Bagaimana rasanya

Meludah dan menjilatnya
Menulis dan menghapusnya
Memberi dan merampasnya
Apa bedanya

Terpukul dengan satu kata
Terlempar dengan sekejap mata
Tertunduk dengan setetes air mata

Tertawalah sekerasnya
Anggap dunia ini milik kita
Anggap seluruhnya bisa

Karena hanya cinta yang memahaminya
(21 Mei '05)

ini bukan ulang tahunku

Ini hari senin...atau selasa atau....ah tak ada beda, sama saja
Tak perlu ada yang baru
Aku tetap semenarik dulu
Banyak teman
Iman fluktuatif
Doa dan amarah
Amal dan dosa
Semuanya seperti biasa
Menjalankan semuanya seperti hari kemarin
Meskipun 25 tahun lalu ada perjuangan hebat untuk nyawaku dan keberadaanku

Tak ada kejutan di balik pintu
Tak ada kartu dan telepon yang lucu

Hanya mungkin, nanti malam aku mengadu pada kekasihKu dan diaryku tentang semua yang biasa di hari istimewa ini
(21 Mei '03)

menjadi wanita

Saat haid pertama, itu awalnya
Aku mulai tahu bahwa aku otomatis masuk golongan gender nomor dua
Cool banget rasanya jika bisa jadi ketua sekelompok kaum yang mengangggap aku kaum lemah

Jika aku bilang cinta dulu, maka seluruh dunia akan mencibirku
Jika aku mengkhianati cinta, maka seluruh isi bumi akan memakiku
Jika aku terluka dan berdarah karena cinta, maka dunia akan mengangggapnya biasa

Mengurus tetek bengek dari bangun sampai tidur lagi
Jadi karyawan tanpa bayar di perusahaan dapur, kasur, sumur, etc
Dosa apa ibu hawa, atau ini memang garisnya
Siapa pembuat doktrin pilih kasih ini
Aku yakin bukan Tuhan, karena Yang Agung menciptakanku sejajar dengan rivalku

Kaumku makhluk terkuat dan hebat
Airmatanya bisa mengubah isi dunia
Suaranya bisa menyejukkan atmosfirpantalon ini
Lembut tangannya bisa mewarnai tanah tak berbenih

Tapi... kaumku tetap wanita yang ada di barisan paling tak terdengar jeritnya
(22 Mei '03)

Jika kau jodohku

Kan kusentuh harum auramu
Terenggut sopan dari cawan kristalmu
Kan kuhadirkan kupu dan bunga wangi setiap detik di ruang hatimu

Maukah kau memapahku, saat aku berdarah dan terluka
Maukah kau membungkus sisiku yang tak terang dan tak hitam
Maukah kau jaga peti terdalam dari nuraniku
Maukah kau menemaniku untuk sekedar mencabuti rumput liar yang menghalangi jalan kita ke pintu

Maukah kau menyibak tirai merah muda dan memandang matahari bersama
Maukah kau memasang foto kita berdua selamanya, di dalam kotak yang tersimpan di dalam lemari yang berada di ruang dengan pintu terkunci
Dan kuncinya hilang tak ditemukan
(23 Mei 2003)

aku menonton bioskop

Sedikit gaya dan sok acuh memandangi kotak kaca dengan gambar-gambar bagus
Belum beli karcis, masih dipikirkan, nantilah satu putaran lagi
Uang limabelasribu masih di kantong, paslah buat nanti pulang

Setelah analisis lama, akhirnya diputuskan satu judul paling menarik menurut kami
Jamnya sudah pas untuk masuk
Aroma rileks tercium sejak di pintu depan tadi
Beberapa peserta segera memilih tempat strategis sesukanya
Sayang sekali kamu lagi sibuk ke luar kota, jadi deh aku kencan-kencanan dengan temanku

Dengan sekeranjang snack dan soft drink, kutentukan posisi terbaik
Saat tengah acara, beberapa tingkah laku peserta lain mulai mengusikku
Ingin rasanya kulayangkan surat peringatan, tapi sudahlah aku akan bersabar
Aku hanya ingin lihat tampangnya saat pulang nanti

Layar terkembang telah habis masa tayangnya
Tapi penasaranku masih penuh
Kucari pengusikku tadi, dan.....
Sumpah hampir gila, rasanya aku kenal dengan pengusik itu
Bahkan aku tahu merk parfum dan jalan pulangnya
Inikah kesibukanmu....
(23 Mei '03)

Sia-sia

Mengadu dari pintu ke pintu
Tapi tetap saja tak tentu

Menangis dan menjerit
Mencari iba seujung kuku
Tapi aku tak pernah tahu di mana lubang kunci itu

Rajukku pada seribu rasa
Namun tetap saja hampa

Terdiam dan selamanya tak bersuara
( 8 Juli '03)

Fitrahku

Berbalut doa dan niat di bulan rahmat ini
Terduduk sendiri dan bersujud di malam-malam penuh bintang
Berharap hidayah dan karunia terindah

Rinduku dan cintaku pada aroma RamadhanMu
Semoga ku bertemu lagi di kalender terbaru
Lebih terduduk dan tersujud kelak
Mensucikan tujuan hanya untuk ridha dan restuMu
Semoga Kau menerimaku
(22 Nov '03)

Kerelaan

Kuatkan hatiku untuk memasrahkan semua keputusan padaMu
Kuatkan batinku untuk menjaga semua amanatMu
Kuatkan jiwaku untuk menerima semua cobaanMu
Kuatkan nuraniku untuk membaca dan menerima takdir dariMu

Jangan biarkan aku jatuh tanpaMu
Terluka dan berdarah tanpa makna
Menderita dan menangis tanpa hikmah

Ingin kurasakan hangat sinarMu dalam hati putih di hari nan Fitri
Menjalani sebelas bulan kedepan dengan panduanMu
Menjalani ujian dengan contekan hanya dariMu
Dan kesempurnaan lulus, karuniaMu
(22 Nov '03)

tak ada judul

Beribu-ribu waktu kulalui
Untuk sekedar mengetahui maksud hatimu
Tapi tetap saja kau terlalu jauh untukku

Beribu-ribu rasa tlah kusajikan
Untuk sekedar mengabarkan bahwa aku cinta padamu
Tapi tetap saja kau tak tahu

Sia-sia saja semuanya
Kau tidak pernah memahami cara mencinta
Sekarang aku teramat lelah untuk membaca huruf-huruf di buku hatimu
Mulai sekarang, berusaha mengobati diri sendiri
(20 Juni '05)

Rabu, 25 November 2009

Mimpi



Selalu yang kuinginkan...
Berada di taman nan sejuk
Kolam jernih penuh ikan
Sekeliling, hijau dan segar
Titik air di atas semua tanaman

Selalu yang kuinginkan...
Berada diatas lembutnya rumput
Pohon rindang di kanan kiri
Berkas hangat sinar matahari
Harum aroma bunga di udara

Selalu yang kuinginkan ...
Seorang bintang nan cemerlang
Ada di sisi setiap jam
Membawa sejuk iman
Membawa sejuta harapan

Tapi yang kusesalkan ...
Aku seakan mati suri
Terus terlelap dalam tidur ini
Dan hanya bermimpi
(19 agt '01)

KKN-q


Tak pernah terlintas dalam anganku tuk mengenalmu Yang terbaik, yang sebelumnya tak pernah kutahu Hidup suka dan duka selama tiga pekan, ternyata membuatku seperti memiliki dunia dan keluarga baru Makan bersama, jalan bersenter saat pengajian, masak mie, antri mandi dan mengerjakan tugas-tugas

Guys, thanks atas ilmu perlindungannya, antar jemput dan ilmu main trufnya
Biarpun fasilitas kita minim, tapi tawa dan candamu adalah hiburan terbaik yang pernah kunikmati
Aku merasa paling beruntung saat itu, karena kamu

Saat itu memang ada kata perpisahan, tapi jujur ingin kukatakan bahwa tak ada perpisahan untuk kita
Aku tahu dan memahami jika suatu saat kita punya kehidupan pribadi masing-masing, tapi kumohon jangan lupakan jalinan persahabatan ini

BQ, ima, dawam, ita, odi, yanti, arif, ido, ade, wiwid adalah salah satu kenangan terbaikku
Salam juga buat peggy, betty, susi, astri dan meddy

Teman


Mataharikupun tetap ada
Jiwakupun tetap terjaga
Dan alamkupun tetap berwarna
Itu karena kamu


Di detik kutak punya cinta
Aku masih bisa rindu
Di masa ku tak punya kanda
Aku masih bisa tertawa
Itu karena kau


Dan sekali lagi waktu yang berkuasa
Karena akhirnya ditentukan
Siapa dari kita yang tersisa, untuk setia
(15 Agt '01)

Kecuali Kamu


Ternyata dunia tak sesempurna yang kuimpikan
Saat sedih, tak selalu ada hati yang siap meneduhkan
Saat senang, tak semua orang bisa di ajak tertawa
Saat hampa, tak ada nurani untuk di singgahi
Kecuali Kamu, ya Robb
Yang ada 24 jam untukku
Yang tetap memelukku saat aku dingin angkuh
Yang tetap membelaiku saat aku melupakanmu
Yang tetap mendengarkan keluh kesahku saat aku kufur nikmatmu
Betapa baiknya Kamu
Betapa sempurnanya tahta kuasaMu
(25 Nov '09)